Usianya sudah 62 tahun. Hingga kini, beliau masih aktif menjadi seorang guru ngaji di Madrasah Diniyah Miftahul Huda Karanggintung Gandrungmangu Cilacap. Pekerjaan ini sudah dijalaninya selama 22 tahun. Guru ngaji ini bernama Sulaiman Jufri.
Sulaiman telah mengabdi selama lebih dari 2 dekade. Sayangnya, selama itu pula beliau belum pernah sekalipun mendapat bantuan dari pemerintah. Gaji yang diterima juga seadanya. Meskipun demikian, Sulaiman tetap menekuni profesinya sebagai guru ngaji ini.
Berbicara mengenai gaji Sulaiman yang seadanya, beliau pernah hanya mendapat honor sebesar Rp2.000 per bulan dari pekerjaannya sebagai guru ngaji di Madrasah Diniyah (Madin) tersebut. Gaji yang didapatkannya berasal dari iuran swadaya masyarakat yang juga digunakan untuk operasional Madin.
Setiap wali murid memberikan iuran sebesar Rp20.000 per bulan, dengan rincian Rp15.000 digunakan untuk menggaji guru dan sisanya digunakan untuk operasional Madin. Sulaiman tidak sendiri. Ada sekitar 10 guru ngaji yang menjadi teman seprofesinya.
Gaji yang sangat minim itu tidak lantas membuat Sulaiman berhenti menjadi guru ngaji. Hatinya sudah dilandasi niat tulus ikhlas mengajarkan mengaji kepada anak-anak di Madrasah Diniyah itu. Sulaiman tidak mengharap bayaran yang lebih. Anggap saja gaji yang diterimanya selama ini sebagai bonus.
Ada sekitar 209 santri yang belajar mengaji di Madrasah Diniyah Miftahul Huda. Sebelumnya, Madrasah Diniyah ini tidak memiliki bangunan fisik. Sulaiman mengajar murid-muridnya di sebuah masjid saat awal beliau mengabdi, yaitu sekitar tahun 1997. Pada saat itu pula gajinya hanya Rp750 per bulan. Sebuah angka yang sangat kecil.
Kemudian atas usulan masyarakat kepada salah seorang tokoh agama di desa tersebut, didirikanlah Madrasah Diniyah ini. Untuk membangun gedung Madrasah Diniyah ini, dananya didapatkan dari hasil swadaya orang tua murid. Jadi, Madrasah Diniyah ini berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat. Hingga kini, dana yang digunakan untuk mengelola Madin ini juga masih bergantung pada iuran swadaya masyarakat.
Pengabdian Sulaiman Jufri akhirnya dihargai oleh pemerintah provinsi. Beliau menerima insentif dari Pemprov Jawa Tengah sebesar Rp1.2 juta per tahun. Insentif ini akan diterima secara bertahap setiap tiga bulan. Meskipun insentif yang didapatkan oleh Sulaiman Jufri tergolong kecil, Sulaiman merasa sangat bersyukur karena pemerintah akhirnya peduli dengan nasib guru ngaji seperti dirinya.
Anda yang memiliki gaji besar dan bisa menghasilkan Rp1.2 juta hanya dalam waktu singkat, mungkin akan bertanya, apa yang bisa dilakukan dengan uang sejumlah itu? Namun bagi Sulaiman yang seorang guru ngaji di Cilacap, mendapatkan uang sejumlah itu sudah sangat bersyukur.
Jika Anda tergerak hatinya membaca cerita Sulaiman Jufri, seorang guru ngaji dengan pendapatan yang sangat kecil ini, Anda bisa ikut membantu sosok-sosok inspiratif seperti beliau. Caranya sangat mudah, yaitu dengan memiliki Produk Asuransi Syariah dari Allianz.
Allianz, perusahaan Asuransi Syariah Indonesia dengan reputasi terbaik, mengajak Anda untuk berbagi dalam program sosial melalui kepemilikan produk asuransi. Dengan cara ini, Anda melindungi diri dan keluarga Anda dengan perlindungan maksimal sekaligus ikut berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Nantinya, sebagian dana asuransi yang Anda setorkan akan digunakan untuk membiayai program ini.
Sebelum bermanfaat untuk orang lain, kita memang dianjurkan untuk bermanfaat bagi orang-orang terdekat kita, termasuk keluarga. Seperti kata mutiara berikut, “untuk bisa mengubah dunia, bisa dimulai dengan membersihkan tempat tidur”. Kebaikan besar diawali dengan kebaikan-kebaikan kecil. Di-#AwaliDenganKebaikan kecil untuk Anda sekeluarga, bisa berkontribusi besar bagi orang-orang membutuhkan seperti guru ngaji dari Cilacap, Sulaiman Jufri.